NGOPCAN 9 : Lipstick swatching 101
OlaOle22
September 27, 2019
0 Comments
Haiii…aku
kembali lagi. Kali ini aku mau cerita soal Ngopi Cantik #9 yang diadakan oleh
Beautiesquad dengan tema “Lipstick swatching 101”. Narasumber ngopcan kali ini
adalah kak Rissa atau mungkin beberapa dari kalian lebih mengenalnya dengan
Lippielust.
Yap… Kak Rissa atau Lippielust
sendiri sudah 5 tahun lebih wara wiri di dunia beauty dengan lipstick
swatchingnya yang kerap dijadikan patokan oleh kita saat akan memilih shade
suatu lipstick. Kak Rissa sendiri mulai menyukai lip swatching sejak lama, saat
masih bekerja sebagai freelance graphic designer. Hal itu didasari dari
pengalaman kak Rissa sendiri, yang saat itu kesulitan untuk mencari swatches
lipstick untuk kulit Asia, terutama Indonesia. yang kemudian membuat kecewa
karena tentu saja shade nya tidak cocok, dan mendorong kak
Rissa untuk mulai melakukan swatching lipstick. Pada awalnya Lippielust hanya
dipegang oleh kak Rissa sendiri, tapi sekarang Lippielust adalah sebuah tim.
Dimana didalamnya ada yang berperan sebagai kreatif, finance, PR/Manager,
videographer dan selanjutnya akan ada photo toucher juga.
Kak Rissa kemudian menuturkan
untuk pengerjaan lip swatch secara keseluruhan termasuk scheduling dan blog,
membutuhkan waktu seminggu. Pembagiannya sendiri misalnya hari senin digunakan
oleh photographer untuk mengambil foto produk terlebih dahulu. Hal ini
dimaksudkan agar tube atau lipstick tersebut tidak kotor. Lalu pada hari selasa
dilakukan arm swatches. Jika produk yang diswatch tidak terlalu banyak, maka
kak Rissa juga membuatkan styled arm swatches.
![]() |
cr. lippielust |
Baru kemudian pada hari rabu
dilakukan lip swatches dari 1 produk yang terdiri dari 5 warna. 5 warna dipilih
karena dirasa tidak terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu sedikit. Dalam
satu hari pengerjaan, bisa dilakukan pengambilan foto 1 – 3 brand, tergantung
dari banyaknya warna yang ada. Setelah itu pada hari kamis baru dapat dibuat
blog. Tim Lippielust sendiri biasanya sudah mengerjakan konten itu seminggu
sebelum tayang. Kak Rissa sendiri juga pada hari kamis dan jumat tidak pergi ke kantor, agar dapat
fokus untuk mengedit dan membuat blog.
Photo retouching atau mengedit
foto itu bukanlah sesuatu yang dianggap haram, karena masih banyak orang yang
memandang sebelah mata pada photo retouching. Padahal saat ini, sudah ada
pekerjaan “photo retoucher” yang tugasnya untuk meng-enchance foto. Photoshop
sendiri adalah software professional untuk photo editing / digital imaging,
yang isinya tidak hanya untuk mengubah - ubah bentuk badan atau membuat wajah
lebih bening saja biar keliatan lebih flawless dan tirus. Tetapi Photoshop itu
benar-benar powerful, walaupun hanya menggunakan ponsel untuk mengambil foto,
tetapi setelah diesit di photoshop, foto yang dihasilkan tampak seperti diambil
oleh professional. Jadi, it's safe to say that it's important to have Photoshop
too.
Kak Rissa kemudian menjelaskan
hal yang krusial saat melakukan editing
foto. Salah satunya ialah jangan pernah hanya sekali mengambil foto swatches,
kemudian untuk warna – warna selanjutnya diedit sesuai warna shade yang ada.
Pengambilan foto harus satu – persatu sesuai produk yang ada. Walaupun begitu
color correcting boleh untuk dilakukan. Hal itu karena apa yang ditangkap oleh
kamera belum tentu apa yang ingin kita sampaikan sebagus apapun lighting yang
digunakan. Sehingga perlu penyusaian dengan dilakukan color correcting, selama
tidak dilakukan dengan berlebihan.
Tentu saja selama melakukan lip swatching
tidak selamanya mulus untuk kak Rissa, terdapat tantangan yang ada. Salah
satunya ialah mencari sinar matahari yang benar – benar bagus, karena kak Rissa
saat itu belum mempunyai ringlight. Terlebih kak Rissa tinggal di Sukabumi yang
sepanjang tahun jarang ada sinar matahari. Kak Rissa sendiri merasa sampai
sekarang, sinar matahari merupakan sumber pencahayaan yang terbaik. Tantangan
lainnya ialah bibir yang harus selalu siap dan tidak boleh dalam keadaan kering
atau pecah – pecah. Selain itu produk lip stain juga merupakan salah satu
tantangan yang dihadapi oleh kak Rissa, karena produk lip stain yang sulit untuk
dihapus.
Selain itu dengan konten yang
kebanyakan tentang lisptick, tentu saja kak Rissa pernah merasa bosan. Untuk
mengatasinya kak Rissa tidak melakukan apapun, dan tidak memaksakan untuk tetap
bekerja saat merasa dititik jenuh.
“Sampe sekarang pun, Rissa
kalau udah ngerasa jenuh, stop ngelakuin apapun. ide itu datengnya dari pikiran
yang fresh, kalau pikiran kita sendiri udah capek, mental kita lagi gak bener,
dipaksakan juga percuma.”