I'm Back again nihhh....
Jadi di postingan kali ini, aku mau membahas apa aja yang aku dapet di Ngopi Cantik (Ngopcan) bersama Beautiesquad yang ke 7. Untuk Ngopcan kali ini seperti yang bisa kalian lihat dijudul, membahas soal fakta dan mitos apa aja yang ada seputar skincare. Dan yang mengisinya kali ini adalah kak Azzahra Kamila atau yang bisa kita kenal sebagai Insommia.
Nah penasaran kan, apa aja yang dibahas kak Mia? Let's check it out......
1. Kosmetik yang bahannya natural aman dan yang mengandung kimia nggak aman?
Contohnya adalah air. Jika kita melihat ingredients untuk toner, moisturizer, lotion atau produk skincare lain, kita pasti sering membaca salah satu ingredients nya air. Air, water,atau aqua itu natural dan aman selama tidak ada rasa, bau maupun warna yang aneh. Tapi kita pasti ingat dong, saat di sekolah dulu kalau air itu ada nama kimianya. Yap, H2O. Jadi kita nggak bisa langsung judge, jika aman tidak ada unsur kimianya.
Kak Mia juga memberikan contoh lain, yaitu Titanium Dioxide dan Zinc Oxide yang bisa temukan pada produk skincare. Kedua bahan ini merupakan bahan yang bagus sebagai suncreen agent untuk melawan sinar UVA dan UVB. Tapi pada kenyataannya, kedua produk ini yang digunakan untuk pembuatan suncreen menggunakan yang sintetis. Walaupun di alam juga ada Titanium Dioxide dan Zinc Dioxide, tetapi kedua bahan tersebut tidak aman digunakan dalam skincare karena beracun.
Jadi dari dua contoh diatas, tentu kita harus mulai merubah mindset kita. Bahwa yang natural tidak selalu aman, dan yang sintetis buatan pabrik tidak selalu berbahaya.
Beberapa tahun lalu sempet heboh bahwa paraben merupakan zat kimia berbahaya yang bisa menimbulkan kanker payudara. Selain itu paraben juga merupakan zat yang berasal dari bahan sintetis bukan yang terbuat dari alam. Klop banget ya bikin orang langsung anti sama paraben. Tapi apakah memang paraben seberbahaya itu? Dari yang dibaca oleh Kak Mia, terdapat misperepsi terhadap paraben ini.
Mari kita lihat beberapa tahun kebelakang dahulu. Media saat itu menggembar - gemborkan bahwa paraben sebagai reseptor estrogen yang bisa mempengaruhi hormon wanita. Estrogen ini dikaitkan sama penelitian kanker payudara dan ketidakmampuan wanita melakukan reproduksi. Mereka salah mengartikan gara gara ada penelitian yang dilakukan tahun 2004 terkait kanker payudara, di mana katanya sih di jaringan di dalam payudara ditemukan paraben. Padahal paraben yang ditemukan saat itu jumlahnya sangat kecil. Jika kita ibaratkan, seperti pasir dalam genggaman kita pada saat kita di gurun sahara.
Di Indonesia sendiri, lebih banyak ditemukan Ethylhexylglycerin, Phenoxyethanol,dan DMDM hyantoin sebagai bahan pengawet pada makeup ataupun skincare. Sampai sejauh ini, paraben termasuk yang paling aman. Karena sudah digunakan selama ratusan tahun sejak ditemukannya, dan kasus akibat alergi ataupun efek bahaya dari paraben sangat sedikit. Sedangkan Phenoxyethanol justru dilarang di beberapa negara, dan kemungkinan timbulnya alergi lebih besar dibandingkan paraben.
DMDMhyantoin sendiri merupakan pengawet jenis formaldehyde. Itu berarti bahwa pada saat ada bakteri hinggap pada skincare kita, DMDM ini akan berfungsi sebagai antimikroba yang akan langsung membunuh bakteri tersebut. Walaupun sampai sekarang masih dianggap aman, walaupun kadar amannya sendiri sekitar 0,2%.
CIR atau Cosmetics Ingredients Review merupakan sebuah lembaga yang didirikan di Amerika atas inisiatif dari beberapa brand. Mereka merilis info bahwa DMDM hyantoin, Phenyoxyethanol, dan paraben aman selama memenuhi standar safety-nya mereka.
Ini salah satu pertanyaanku juga sih. Karena pada saat aku pernah meng-share cleansing routine ku dan aku menggunakan baby oil. Ada yang mengatakan bahwa si baby oil yang mengandung mineral oil ini berbahaya jika dipakai di wajah, dan aku jadi bingung sekaligus takut mendengarnya.
Dan ternyata itu cuman mitos. Jadi Mineral Oil dan Petrolum Jelly merupakan bahan yang natural dan ditemukan di alam. Kedua bahan ini terbentuk dari hidrokarbon, dan itu aman digunakan.Orang orang menjadi takut karena keduanya berasal dari petrolum yang biasa kita gunakan sebagai bahan bakar mobil seperti mesin.Tetapi Mineral Oil dan Petrolum Jelly yang digunakan dalam skincare berasal diproses dengan purifikasi terbaik.Dan itu bukanlah bahan yang akan menyebabkan clogged pores.
Jadi jika nantinya kalian menggunakan mineral oil misalnya.Lalu muncul jerawat dan komedo, kita tidak bisa serta merta meyalahkan si mineral oil sepenuhnya. Bisa jdi itu terjadi karena pori - pori yang tersumbat tanpa disadari, atau bisa juga mungkin karena produsen skincare atau makeup menggunakan minyak yang bukan purifikasi terbaik guna menekan angka pengeluaran. So...Jangan langsung nge judge skincare kita ya.
Beberapa waktu belakangan, booming skincare yang mengandung kolagen dan emas sebagai bahan anti aging. Padahal itu merupakan sebuaj mitos. Jika kita membicarakan soal unsur metal, yang bisa kita percaya adalah copper-peptide. Hal itu dikarenakan sudah banyak yang mengarah kesana, dan peptide merupakan salah satu yang menjanjikan anti aging.
Didalam kolagen sendiri, terdapat istilah Hydrolyzed Collagen yang merupakan kolagen yang dipecah lagi hingga menjadi molekul terkecil. Menurut Kak Mia, kita perlu tahu setidaknya apa itu "Dalton Rule". Jadi dalton rule merupakan salah satu cara yang bisa menentukan apakah bahan bisa menjadi bahan skincare atau masuk dalam kategori obat atau "drug". Jika angkanya berada diatas 500, maka itu termasuk obat. Jika angkanya diatas 500, maka bisa digunakan sebagai bahan skincare.
Untuk mencari tahu angka tersebut adalah dengan menggunakan molecule weight atau massa molekul. Untuk Salicylc Acid berada didalam kisaran seratusan, sehingga sifatnya bisa menjadi drug. Oleh karena itu tidak disarankan untuk ibu hamil. Sementara kolagen berada dalam kisaran 80-12 kD jadi kira kira berada dalam ribuan hingga puluh ribuan.
Jika dilogikan, bagaimana kolagen bisa membantu untuk anti aging, jika bahan tersebut bahkan tidak bisa menembus lapisan kulit teratas. Oleh karena itu Kak Mia sendiri lebih menyebut kolagen sebagai humektan,yaitu bahan yang hanya bisa membuat kulit lebih lembab saja. Sedangkan untuk Salicylic Acid karena dia termasuk drug, sangat mungkin untuk dia menembus pori - pori terdalam dan mengeksfoliasi dari dalam kulit.
Untuk Retinol sendiri, berada di angka 200. Sehingga memang bisa dijadikan sebagai bahan anti aging.
Nah, itu dia tadi ilmu - ilmu yang aku dapat dari kupas tuntas fakta dan mitos skincare bersama kak Mia. Buat aku sendiri, ini semua ilmu baru juga. Semoga ini bermanfaat yah...buat kita semua.
Okay, See you on my next post. Bye bye...
Kak Mia juga memberikan contoh lain, yaitu Titanium Dioxide dan Zinc Oxide yang bisa temukan pada produk skincare. Kedua bahan ini merupakan bahan yang bagus sebagai suncreen agent untuk melawan sinar UVA dan UVB. Tapi pada kenyataannya, kedua produk ini yang digunakan untuk pembuatan suncreen menggunakan yang sintetis. Walaupun di alam juga ada Titanium Dioxide dan Zinc Dioxide, tetapi kedua bahan tersebut tidak aman digunakan dalam skincare karena beracun.
Jadi dari dua contoh diatas, tentu kita harus mulai merubah mindset kita. Bahwa yang natural tidak selalu aman, dan yang sintetis buatan pabrik tidak selalu berbahaya.
2. Let's talk about PARABEN
Mari kita lihat beberapa tahun kebelakang dahulu. Media saat itu menggembar - gemborkan bahwa paraben sebagai reseptor estrogen yang bisa mempengaruhi hormon wanita. Estrogen ini dikaitkan sama penelitian kanker payudara dan ketidakmampuan wanita melakukan reproduksi. Mereka salah mengartikan gara gara ada penelitian yang dilakukan tahun 2004 terkait kanker payudara, di mana katanya sih di jaringan di dalam payudara ditemukan paraben. Padahal paraben yang ditemukan saat itu jumlahnya sangat kecil. Jika kita ibaratkan, seperti pasir dalam genggaman kita pada saat kita di gurun sahara.
Di Indonesia sendiri, lebih banyak ditemukan Ethylhexylglycerin, Phenoxyethanol,dan DMDM hyantoin sebagai bahan pengawet pada makeup ataupun skincare. Sampai sejauh ini, paraben termasuk yang paling aman. Karena sudah digunakan selama ratusan tahun sejak ditemukannya, dan kasus akibat alergi ataupun efek bahaya dari paraben sangat sedikit. Sedangkan Phenoxyethanol justru dilarang di beberapa negara, dan kemungkinan timbulnya alergi lebih besar dibandingkan paraben.
DMDMhyantoin sendiri merupakan pengawet jenis formaldehyde. Itu berarti bahwa pada saat ada bakteri hinggap pada skincare kita, DMDM ini akan berfungsi sebagai antimikroba yang akan langsung membunuh bakteri tersebut. Walaupun sampai sekarang masih dianggap aman, walaupun kadar amannya sendiri sekitar 0,2%.
CIR atau Cosmetics Ingredients Review merupakan sebuah lembaga yang didirikan di Amerika atas inisiatif dari beberapa brand. Mereka merilis info bahwa DMDM hyantoin, Phenyoxyethanol, dan paraben aman selama memenuhi standar safety-nya mereka.
3. Petrolum Jelly dan Mineral Oil bahaya?
Dan ternyata itu cuman mitos. Jadi Mineral Oil dan Petrolum Jelly merupakan bahan yang natural dan ditemukan di alam. Kedua bahan ini terbentuk dari hidrokarbon, dan itu aman digunakan.Orang orang menjadi takut karena keduanya berasal dari petrolum yang biasa kita gunakan sebagai bahan bakar mobil seperti mesin.Tetapi Mineral Oil dan Petrolum Jelly yang digunakan dalam skincare berasal diproses dengan purifikasi terbaik.Dan itu bukanlah bahan yang akan menyebabkan clogged pores.
Jadi jika nantinya kalian menggunakan mineral oil misalnya.Lalu muncul jerawat dan komedo, kita tidak bisa serta merta meyalahkan si mineral oil sepenuhnya. Bisa jdi itu terjadi karena pori - pori yang tersumbat tanpa disadari, atau bisa juga mungkin karena produsen skincare atau makeup menggunakan minyak yang bukan purifikasi terbaik guna menekan angka pengeluaran. So...Jangan langsung nge judge skincare kita ya.
4. Emas dan Kolagen sebagai anti aging
Didalam kolagen sendiri, terdapat istilah Hydrolyzed Collagen yang merupakan kolagen yang dipecah lagi hingga menjadi molekul terkecil. Menurut Kak Mia, kita perlu tahu setidaknya apa itu "Dalton Rule". Jadi dalton rule merupakan salah satu cara yang bisa menentukan apakah bahan bisa menjadi bahan skincare atau masuk dalam kategori obat atau "drug". Jika angkanya berada diatas 500, maka itu termasuk obat. Jika angkanya diatas 500, maka bisa digunakan sebagai bahan skincare.
Untuk mencari tahu angka tersebut adalah dengan menggunakan molecule weight atau massa molekul. Untuk Salicylc Acid berada didalam kisaran seratusan, sehingga sifatnya bisa menjadi drug. Oleh karena itu tidak disarankan untuk ibu hamil. Sementara kolagen berada dalam kisaran 80-12 kD jadi kira kira berada dalam ribuan hingga puluh ribuan.
Jika dilogikan, bagaimana kolagen bisa membantu untuk anti aging, jika bahan tersebut bahkan tidak bisa menembus lapisan kulit teratas. Oleh karena itu Kak Mia sendiri lebih menyebut kolagen sebagai humektan,yaitu bahan yang hanya bisa membuat kulit lebih lembab saja. Sedangkan untuk Salicylic Acid karena dia termasuk drug, sangat mungkin untuk dia menembus pori - pori terdalam dan mengeksfoliasi dari dalam kulit.
Untuk Retinol sendiri, berada di angka 200. Sehingga memang bisa dijadikan sebagai bahan anti aging.
Nah, itu dia tadi ilmu - ilmu yang aku dapat dari kupas tuntas fakta dan mitos skincare bersama kak Mia. Buat aku sendiri, ini semua ilmu baru juga. Semoga ini bermanfaat yah...buat kita semua.
Okay, See you on my next post. Bye bye...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Haiii guysss...Terima kasih udah mampir ke blog ku. Monggo kalo mau komen, kritik atau saran semua diterima. Tapi JANGAN TINGGALKAN LINK HIDUP yaaaa.. XOXO